Jumat, 05 September 2008

Trosono-Q-Imam Suhadi_1412

TROSONO
Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Propinsi Jawa Timur
Siapa yang menyangka, di arael Desa Trosono, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, menjadi salah satu tempat Basecamp para mahluk halus yang memang sengaja dipelihara oleh penduduk setempat.
Perkenalkan, saya Imam Suhadi, saya hanya orang sipil dan termasuk orang biasa2 wae, dan saya adalah salah satu penduduk Desa Trosono yang merasa resah dan miris terhadap perubahan keadaan yang SANGAT BESAR dalam segi mata pencaharian penduduk stempat.Yaitu, memuja pesugihan alias WALEAN.
W E L C O M E TO T R O S O N O
NEGERI SEJUTA WALEAN
Saya tak tahu pasti berapa luas wilayah dan berapa jiwa penduduk yang mendiami desa Trosono, yang saya tahu hanyalah hampir 90% penduduk desa Trosono memuja PESUGIHAN. Bukan fitnah dan bukan juga bualan belaka. Sebelum penduduk Trosono mengenal Pesugihan, kebanyakan penduduk bekerja sebagai Petani, Peternak dan juga pedagang yang selalu mengadu nasib di perantauan. Tak tahu mengapa sebabnya penduduk lantas memilih memelihara WALEAN, bahkan "mungkin" sudah menjadi tren terbaru di desa ini.
Dengan modal rasa putus asa dan bersedia mengingkari kalimat syahadatnya, dan juga tumbal dari pihak keluarga tentunya, mereka merelakan semua itu hanya demi satu tujuan, yaitu menjadi KAYA. Bahkan sudah tak asing lagi melihat calon korban yang tubuhnya tengah dirasuki barang halus di desa ini. Meskipun banyak Pak Kiai dan Ustad maupun Ustadah yang tinggal di Desa Trosono, kebanyakan Pak Kiayi disini lebih mengurus keuangan yang masuk dari Warga untuk pembangunan masjid, tapi sebenarnya bukan untuk itu, tapi mereka berlomba - lomba menghitung pemasukan buat tambahan modal toko mereka, atau 'dipinjam dulu' untuk membeli pupuk atau bibit untuk sawah mereka, dan tanpa bunga. Namun jika yang meminjam adalah dari rakyat yang biasa - biasa saja, Pak Kiayi mematok bunga yang jelas diHARAMkan oleh Islam. Bahkan di Desa Trosono muncuk istilah - istilah nyentrik yang bisa dibilang keren. Misalnya, "GABAH KINTIR", yaitu, bilamana ada orang miskin yang mau meminjam sekarung gabah (butir padi), maka akan dikenakan bunga sesuai perjanjian mereka.
Saya punya pengalaman lucu tentang GABAH KINTIR ini, paman saya, sebut saja Rusdi. Saat itu paman saya memang lagi dalam keadaan susah dan benar - benar butuh pertolongan dalam hal materi. Om Rusdi dapat kabar dari salah satu temannya bahwa si 'A' (sebut saja begitu) baru saja panen padi, dan si 'A' meminjamkan GABAH KINTIR untuk orang - orang yang membutuhkan. Om Rusdi tentu saja senang dengan kabar itu, tanpa pikir panjang Om Rusdi "meminjam" sekarung GABAH KINTIR dari si 'A'. Lalu setelah beberapa hari kemudian, dan gabahnya sudah dikonsumsi tentunya, Om Rusdi mendapat penjelasan dari tetangga sekitar. Bahwa GABAH KINTIR tiap bulannya berbunga.
" Oalaaaah..., Aku kira Gabah Kintir itu Gabah yang jelek dan Kintir ( Hanyut ) di sungai, ngga' taunya k' Gabah yang bisa manak ( Beranak)" Celoteh Om Rusdi
He..3x
TrosonoQ yang aneh..
Kembali kepersoalan Walean,